Selasa, 22 Mei 2018

Kain “Jarik”, Gendongan Andalan Saat Walking

Bu-ibu, ada yang mengandalkan kain jarik juga buat menggendong si kecil sehari-hari? Sebagai informasi, kalau ditempat asalku Klaten, untuk membedakan kain untuk melilit tubuh yang masih dipakai simbah-simbah disana dengan yang digunakan untuk menggendong adalah sebutannya. Kalau yang dipakai sehari-hari itu disebut jarik, sementara yang digunakan untuk menggendong itu lendang bukan selendang ya. Karena kalau selendang lebih kecil lagi ukurannya dan digunakan sebagai pelengkap berbusana atau piranti menari.

Selain itu motif jarik dan lendang berbeda. Jarik warna umumnya coklat – kecoklatan bisa juga putih bercorak. Kalau lendang umumnya warnanya lebih variatif dan cerah dari hijau, merah, biru dengan gambar motif bunga-bunga dan di kedua sisinya bergaris-garis. Sehingga, secara umum lendang disebut jarik. Ukurannya hampir sama untuk semua jarik yaitu kurang lebih 1 meter x 2,5 meter bisa lebih pendek. Kalau di Bandung, jarik ini dikenal dengan nama samping. Karena Namiya dan Oziel tumbuhnya di Bandung sehingga sehari-hari menyebutnya dengan samping. Tapi untuk selanjutnya aku akan menggunakan istilah jarik saja ya karena sudah umum dan lebih familiar. 

Pertama kali menggunakan jarik aku merasa ribet juga. Apalagi menggendong bayi yang baru beberapa bulan dan yang sudah beranjak setengah tahun ternyata berbeda. Untuk bayi yang baru lahir, agak dibelit-belit. Kalau di rumah aku dibantu ibu menggendong. Nah, lucunya waktu si kecil berumur satu minggu dan harus ke bidan untuk imunisasi. Dari rumah sebenarnya aku sudah was-was bagaimana nanti kalau jarik harus dilepas dan aku gak bisa memakainya lagi? Benar saja, jarik pun harus dibuka karena bayi harus ditimbang dulu sebelum diimunisasi. Dalam hati aku cengar-cengir karena berpikir bagaimana membenarkan gendongan nanti. Setelah selesai imunisasi, aku pun segera membopong bayi bukan menggendong. Aku pun beralasan gendongannya dibenerin di luar tapi bidan mungkin tahu alibiku. Akhirnya ia membantuku menggendong sambil berujar setengah bercanda, “Punya anak kok ga bisa nggendong?” 

Cara menggendong bayi yang masih mungil ini memang agak ribet dan terkesan aneh bagi orang Bandung. Malah aku pernah ditanya gara-gara dia melihat cara menggendong yang baginya tidak lazim, “bisa nggendong ga sih?” Kalau menurut bidan yang membantuku, alasan dibelit-belit adalah agar bayi merasa hangat dan aman saat digendong/tidak jatuh atau merosot. Nah, ketika sudah beranjak enam bulan atau sekiranya sudah cukup cara menggendong berbeda lagi. Inilah cara menggendong yang umum seperti yang biasa kita lihat seperti Mbak Hanum diatas. 

Terlepas dari semua itu, setelah terbiasa dan membandingkan dengan berbagai macam gendongan, aku paling nyaman dengan jarik ini. Mau acara santai, main hingga ke kondangan. Setidaknya tiga alasanku mengandalkan jarik untuk menggendong di antaranya: 

1. Praktis/Simple



Menggunakan kain jarik sangat sederhana. Bisa ditarik-tarik sesuai tubuh anak. Berbeda dengan gendongan modern, terkadang ukurannya sudah ada batasnya. Untuk perawakanku yang kecil, bayi jadi suka merosot. Malah kasihan jadi ga nyaman. Nah, tinggal menyesuaikan, jika mau jalan tinggal dikencangkan kalau mau istirahat tinggal dikendorkan. 

2. Multifungsi



Ketika bayi, jarik selain digunakan untuk menggendong bisa juga digunakan untuk membedong bayi. Bedong bayi ini alasan utamanya untuk menghangatkan bayi ya. Karena bayi yang terbiasa di dalam kandungan ibu harus bisa menyesuaikan dengan sekitar begitu lahir. Kalau untuk meluruskan kaki bayi, itu mitos kalau menurutku. Tapi, bukan menjustifikasi, aku kembalikan ke ibu-ibu dech. Selain membedong, saat sudah besar dan sedang jalan-jalan bisa juga digunakan sebagai alas duduk. Tapi lihat-lihat juga yang mau dialasin yah hehe... 

3. Melestarikan warisan leluhur



Jarik layaknya batik memang sudah terkenal sebagai warisan nenek moyang. Sudah sepantasnya kita sebagai generasi harus mengenal dan bangga kan ya. Saat ke pusat perbelanjaan atau ke kota pun, aku pede-pede aja menggunakan jarik ini. Tapi semua itu balik lagi ke ibu-ibu ya. Merasa nyaman yang mana? Aku pun sudah mencoba berbagai macam gendongan tapi demi kenyamanan ibu dan anak aku pilih jarik. Kalau teman pejalan lebih nyaman yang mana? 

Happy walking^^

Kamis, 26 April 2018

Pemenang Gramedia Holiday Season Blog Competition


Masih ingat Gramedia Holiday Season Blog Competition tentang surga tersembunyi. Aku telat banget tahu pengumuman pemenangnya. Ternyata sudah diumumkan di facebook Gramedia Store tanggal 15 Februari 2018. Kelupaan hehe...

Tapi ya gapapalah aku posting. Sebab, aku sendiri sudah komit untuk membuat postingan pemenang lomba yang aku ikuti. Jadi secara tidak langsung kita bisa belajar menulis dari pemenang, ya kan? Tulisan para juara pun bisa menjadi referensi buat kita.

Nah, ini dia pemenangnya:

JUARA 1
Yuni Andriyani
Tebing Breksi Destinasi Warisan Geologi yang Tersembunyi
https://www.jengyuni.com/tebing-breksi-jogjakarta/

JUARA 2
Arie Armando
Ada "Surga" di Pulau Hantu
https://coretanarman.wordpress.com/2018/01/07/ada-surga-di-pulau-hantu/ 

JUARA 3
Asri Damayanti
Surga itu bernama Lembah Bada 
http://www.cerita-astri.net/2018/01/surga-itu-bernama-lembah-bada.html?m=1

Selamat ya untuk para pemenang. Semoga aku ketularan tuahnya.

Kawan pejalan boleh baca juga artikelku lho, siapa tahu lagi butuh referensi liburan:

Menaklukan 18 Kelokan - Curug Cimahi

Menyisir Jejak Kesuburan - Candi Barong

Goresan Raja Thailand - Curug Dago


Tetap semangat

Happy walking^^

Lima Tempat “Murmer” Buat Menyenangkan Anak – Kota Bandung

Liburan tidak perlu selalu jauh-jauh dan berongkos mahal. Perjalanan itu menikmati kebersamaan dan melihat hal baru. Bagi aku, perjalanan itu meningkatkan bonding antara anak dan orang tua. Namiya dan Oziel belajar dan terus belajar mengeksplorasi dunia di sekitar mereka.

Piknik jarak dekat juga menjadi alternatif untuk refreshing tapi suami capek setelah bekerja di hari-hari sebelumnya. Jadi ya ga usah maksa jauh-jauh.

Bagi Bunda seperti aku dengan krucil, bisa nih melewatkan akhir pekan dengan anak tanpa biaya mahal. Terkadang emang perlu banget kan piknik murah. Lokasi-lokasi berikut bisa memangkas biaya liburan karena tidak membutuhkan HTM. Jaraknya pun dekat karena tidak perlu ke luar kota. Liburan cermat dan hemat tanpa ribet dan ribut. Yang penting hepi!


Ini nih lokasi yang biasa kami datangi di Kota Bandung untuk akhir pekan yang menyenangkan:

1.  Alun-Alun Bandung


Terletak di tengah kota dan berada tepat di depan Masjid Raya Bandung. Dulunya alun-alun ini agak terabaikan lalu disulap oleh Walikota Ridwan Kamil menjadi tempat publik yang menyenangkan khususnya keluarga kecil yang ingin mengajak anaknya bermain.

Banyak yang bisa dilakukan di sini, di antaranya sekedar duduk santai di atas rumput sintetis menyaksikan anak bermain bola, mengejar gelembung, bisa bermain petak umpet di labirin sebelah kiri. Ada juga beberapa wahana bermain anak seperti ayunan dan prosotan di sebelah kanan. Kalau sudah bosan bisa mencoba naik ke menara dan menyaksikan pemandangan Kota Bandung dari ketinggian, kalau tidak salah untuk naik menara membayar tiga ribu kalau gak lima ribu rupiah.

Alternatif lain bisa menyeberang ke arah pendopo. Pendopo ini asal tidak ada acara terbuka untuk umum kok. Ya, bisalah sekedar jalan-jalan atau duduk dekat pancuran air ala-ala miniatur Singapura *berkhayal* sembari mengenal wajah walikota Bandung dari masa ke masa yang terlukis di dinding.

Tips: bisa membawa bola atau mainan gelembung dari rumah. Kalau tidak mau repot, bisa membeli di sini dengan harga bola Rp 10 ribu dan pistol gelembung Rp 20 ribu. Tapi, penjual ini ilegal ya karena PKL dilarang. Tips selanjutnya membawa kantong kresek karena sandal atau sepatu harus dilepas saat di lapangan rumput sintetis.

2. Hutan Kota Babakan Siliwangi


Berada tak jauh dari Kampus ITB dan Kebun Binatang Taman Sari. Hutan ini bisa menjadi sarana kita sebagai orang tua mengenalkan alam kepada anak. Masa anak tahunya hanya gedung-gedung bertingkat ya kan? Sebab, ada sebuah ekosistem yang menyediakan oksigen untuk kita bernafas melalui pepohonan.

Di sini terdapat skywalk untuk mengelilingi hutan. Belajar mengenal alamnya makin asyik ya.

Nah, tempat wisata sekitar sini yang bisa sekalian dikunjungi adalah Teras Cikapundung. Kalau kami dari Babakan Siliwangi berjalan kaki ke Teras Cikapundung yang berada di tepi Sungai  Cikapundung. Cuma, ya gitu berjalan kaki di kota-kota di Indonesia kok rasanya belum safety ya. Pinggiran anak kali Citarum ini diubah ala-ala di Eropa sebagai ruang publik untuk duduk-duduk dan saling terhubung antar warganya. Ada juga mainan anak seperti memancing dan kereta mini. Bisa juga mencoba menaiki perahu harga Rp 10 ribu.  Fasilitas mushola pun tersedia.

Tips: bawa lotion agar tidak digigit nyamuk saat di Baksil dan memakai pakaian sporty.

3. Taman Balai Kota (Dewi Sartika)


Berada dalam kompleks Balai Kota Bandung. Taman ini semakin nyaman dan banyak didatangi keluarga untuk menghabiskan akhir pekan dan berkumpul bersama komunitas. Terdapat beberapa wahana mainan anak seperti prosotan, ayunan, kolam bermain air. Di sini juga terdapat Love Park itu tuh yang mengaitkan gembok setelah sebelumnya dituliskan nama kita dan pasangan agar abadi seperti gembok di pagar yang telah disediakan tersebut. Kuncinya pun dilempar di kolam badak.

Tak jauh dari sini bisa menyeberang ke Taman Vanda sambil melihat Katedral.  Cuma tamannya cukup sempit ya jadi kalau membawa batita harus waspada atau bisa juga ke Taman Sejarah. Di sini anak bisa bermain air.

Tips: Bawa baju ganti berjaga kalau anak ingin bermain air.

4. Gasibu (Gedung Sate)


Di sini bukan sekedar lapangan depan kantor Gubernur Jawa Barat. Cobain mampir duduk-duduk menghadap Gedung Sate. Ikonnya Jawa Barat yang pembangunannya menghabiskan enam gulden Belanda dan disimbolkan di atas atap bangunan tapi mirip dengan tusuk sate.Tempatnya bersih dan nyaman. Ada dinding yang ada potret gubernur Jawa Barat dari masa ke masa.

Tak jauh dari sini ada Taman Lansia. Anak bisa berfoto dengan patung dinosaurus. Atau mengunjungi kantor pos lama. Cuma kadang paling hanya bisa di pelatarannya saja karena tutup untuk publik kecuali kunjungan.

Tips: Cocok pagi-pagi atau sore sekaligus berolahraga di jogging track Gasibu.

5. Braga


Jalan Braga merupkan lokasi favorit kalau kami ingin keluar tapi sudah petang. Sekedar jalan-jalan cantik menikmati bangunan kuno dan bersejarah yang ditinggalkan Belanda di kawasan ini. Banyak juga lukisan dipajang di depan galeri. Kita bisa sekali-kali menghargai karya para seniman dengan memperhatikan hasil tangan mereka.

Jika capek berjalan tinggal memilih bangku yang kosong untuk duduk-duduk cantik. Kalau tempat favorit Namiya di depan bangunan tua, ia suka sekali melihat keleawar besar-besar. Bisa juga masuk ke Braga City Walk. Tapi karena judulnya wisata murmer lihat-lihat saja ya jangan lapar mata. Atau mending melipir ke kawasan Museum Konferensi Asia Afrika yang bersebelahan dengan Gedung Merdeka yang sarat histori. Anak juga bisa berfoto dengan costplay atau di sebelah Gedung Merdeka kerap dijadikan lokasi bazar/pameran produk lokal. 

Tips: bawa roda atau gendongan yang nyaman jika anak belum lancar berjalan.

Itu tadi inspirasi jalan-jalan murah meriah versi aku ya kawan pejalan khususnya emak-emak rempong kaya aku ini. Saran sih membawa bekal atau jajanan dari rumah. Karena lokasi-lokasi tersebut umumnya tidak dekat dengan minimarket atau warung. Jangan sampai kita kena uang paksa ya karena membeli di PKL di lokasi terlarang. Khusus Braga karena kawasan wisata, kalau mau membeli makanan di sini tidak bisa low budget tapi ada minimarket kok kalau emang ga niat sekalian makan di restoran/cafe. Eh, tapi kan kita lagi meminimalir pengeluaran so balik lagi bawa bekal dari rumah saja ya :D

Happy walking^^

Jumat, 20 April 2018

Impian Kembali Ke Kota Nol Derajat Bakal Jadi Nyata dengan JD Flight


Hijrahlah dan jangan takut dengan apa yang kau tinggalkan, karena kau akan mendapatkan penggantinya, bahkan lebih. – Imam Al Ghazali

Merantau adalah hal yang biasa. Namun, perjalananan pertamaku menyeberang pulau begitu membekas. Hampir tujuh tahun lalu berlalu ketika aku meninggalkan Bandara Supadio, Pontianak untuk kembali ke pulau asalku. Berat rasanya, walau bagi sebagian orang buncah ketika ditugaskan kembali ke Jawa.

Penggal kisahku di Borneo adalah seberkas cahaya. Aku menemukan makna keluarga dan arti kasih sayang sayang. Aku pun menyadari makna kebinekaan dan hidup sebagai minoritas di sini. Betapa malunya aku yang dulunya begitu fanatis dan membanggakan hidup sebagai mayoritas. Di sini, mereka yang awalnya aku anggap berbeda justru merangkul aku dengan tulus. Hingga berat hati untuk meninggalkan Tanah Dayak ini. Saat itu, aku pun bertekad akan kembali menjenguk keluarga baruku, rumahku di pulau yang lain.

Janji agar berhijrah itu nyata. Bahwa kita akan mendapatkan lebih banyak dari apa yang kita tinggalkan.

Namun, hingga saat ini aku belum bisa memenuhi janjiku karena satu dan lain hal. Jika, Tuhan berkehendak, september tahun ini, aku berencana ke sana. Kenapa aku memilih bulan september? Karena bungsu sudah siap naik pesawat yeee... Kemudian, kebetulan di bulan tersebut terdapat waktu kulminasi. Waktu dimana matahari tepat di atas garis nol derajat atau khatulistiwa. Garis yang membelah bumi menjadi dua bagian utara dan selatan. Sehingga, untuk sesaat kita pun hidup tanpa bayangan. Bersilaturahim sekaligus menyaksikan fenomena alam yang tidak setiap hari. Saat kulminasi antara tanggal 21-23 September biasanya juga Tugu Khatulistiwa akan ramai dengan berbagai perhelatan.


Karena dilewati khatulistiwa tersebut, Indonesia merupakan negara tropis. Kalimantan yang tersohor dengan julukan paru-paru dunia pun kaya akan hutan hujan tropis. Ciri khas yang dulu aku rasakan hujan sepanjang tahun lho. Pantas hutan di sini subur dan kaya walau tak banyak gunung berapi ya. Saking kerennya, tajuk pepohonan yang susul menyusul dengan kabutnya itu terekam terus dalam memoriku. Semoga, waktu ke sana aku bisa menunjukkan kepada Namiya dan Oziel hutan hujan tropis dan mengirup oksigen yang masih murni. Sebab, sewaktu dulu ke sana sudah banyak yang beralih fungsi menjadi perkebunan sawit.

Untuk menyambut waktu itu, aku sudah rajin-rajin cek tiket pesawat Jakarta-Pontianak akhir-akhir ini. Kalau langsung dari Bandung agak susah dan mahal. Aku harus pintar-pintar, sebab tak lagi sendiri tapi harus boyongan, suami dan dua krucil. Kalau tak jeli bisa-bisa keuangan langsung jebol untuk perjalanan ini dan pulang langsung gigit jari. Sekarang sudah kompetitif sekali agen-agen travel yang menawarkan tiket akomodasi dan transportasi. Banyak promo dan harga miring ditawarkan. Namun, sudah seharusnya kita cerdas memilah dan memilih. Perburuan tiket ini rasanya kok susah sekali menemukan yang pas sampai akhirnya melihat iklan JD Flight ini, coba yuk ah!

Hunting Tiket Pesawat di JD.ID Flight

JD.id bukannya itu toko online ya? Yang warna khasnya merah? Yang memiliki maskot kuda putih berkalung merah? Yang memiliki slogan “dijamin ori”?

Yup, itu yang aku maksud. Jadi JingDong yang merupakan situs e-commerce terbesar kedua di Asia Pasifik ini sekarang juga menyediakan jasa pemesanan tiket pesawat terbang lho. Nah, pejalan kalau pesan tiket pasti mau yang banyak promo menguntungkan kan? Karena jatuhnya jadi lebih murah. Kaya aku, kalau mau mudik cari tiketnya yang banyak diskon, murah tapi bukan murahan ya kan?

Kita buka website-nya atau pejalan bisa mengunduh aplikasinya. Langsung login jika sudah mempunyai akun, jika belum mendaftar dulu ya. Gampang, tinggal memasukkan nama akun yang akan digunakan, isi password dan konfirmasi password, lalu isi nomor handphone untuk konfirmasi jika itu memang benar kamu. Begitu menerima SMS Verifikasi, masukkan dan kirim. Sukses dech jadi member JD.id alias JDers.

Nah, bagi pengguna pertama, pejalan akan langsung mendapat suprise, kado untuk pengguna pertama. Silakan dibuka.

Berhubung, aku baru mau merencanakan perjalanan. Langsung ke menu JD Flight yang ada di bagian bawah. Klik, lalu akan segera muncul menu rute penerbangan. Setelah keluar, pencarian maskapai penerbangan. Hal yang aku pertama adalah sortir dari harga terendah, pejalan juga bisa sortir berdasarkan waktu lho. Jadi tinggal pilih berdasar harga dan waktu yang cocok, mungkin untuk menghindari macet atau selesai dari bisnis. Enak ya cara mudah pesan tiket pesawat.


Harga terendah sekitar Rp 500 ribuan untuk Jakarta-Pontianak. Untuk dua dewasa dan dua anak jatuhnya sekitar Rp 1,6 juta. Kalau PP 3 juta sekian. Hmmm... belum dipotong promo. Sampai akhir April ini ada promo TERBANGHEMAT senilai Rp 250 ribu dari JD Flight untuk minimum transaksi Rp 3 juta dan Rp 250 ribu dari bank yang bekerja sama dengan minimun transaksi sesuai kebijakan bank masing-masing. Totalnya Rp 500 ribu. Asyiknya, promo dari JD.id bisa digabung dengan promo bank. Mantap! Padahal awalnya aku menaksir untuk biaya tiket pp saja sekitar Rp 5 juta. Ternyata bisa jauh lebih hemat dengan JD Flight. Sehingga, bisa buat dana yang lain. Maklumlah duo bocil suka tiba-tiba minta ini itu dengan jurus andalan merengek dan terus merengek. Ohya tapi, harus cepat-cepat karena jika kuota habis tidak akan mendapat potongan harga.


Keuntungan menggunakan JD Flight:
  1. Simpel. Pejalan bisa mendapatkan tiket dengan harga dan jadwal terbaik
  2. Harga spesial. Sepertinya belum ada situs yang menggabungkan promo ya, tapi JD.id bisa lho. Double hemat kemanapun tujuannya.
  3. Pembayaran lengkap, aman, dan nyaman. Tersedia berbagai macam metode pembayaran sesuai kebutuhan dan layanan yang kita gunakan.
  4. Tersedia juga 0% cicilan. Layanan cicilan ini tersedia untuk jangka waktu 3 bulan, lagi-lagi kemanapun dan kapanpun tanpa pembatasan rute.
  5. Tiket Pesawat Murah Bikin Mimpi Liburan Jadi Kenyataan

My Trip Plan

Hunting tiketnya sudah. Sekarang merencanakan apa saja yang mau aku lakukan atau harus aku kunjungi di sana. Pastinya aku akan bersilaturahim di Landak, rumah orang tua angkatku. Memperkenalkan personil baru keluarga dan menyaksikan kulminasi di Khatulistiwa Park seperti yang sudah aku ceritakan. Namun, sekalian di Kalimantan Barat, aku ingin ke tempat-tempat yang waktu aku di sana tapi belum sempat aku kunjungi. Pasti juga menjadi hal-hal yang menyenangkan buat anak-anak, karena mereka bisa mengekplorasi dunia baru lagi.

  • Mempawah. Di sini ada pantai berpasir putih dan kawasan mangrove. Dulu sempat berencana ke sini tapi belum kesampaian.Waktu itu sih dibawain oleh-oleh pasir putih sama teman yang masih aku simpan hingga saat ini. Yup, karena aku ingin menapakkan kakiku sendiri ke sana. Bermain-main dan bersentuhan dengan pasir bersama keluarga. Merasakan sensasi air laut dari terusan selat karimata menembus pori-pori. Tak lupa mungkin berburu ikan gabus yang biasa hidup rawa-rawa bakau.
  • Singkawang. Kata teman, Singkawang merupakan Hongkong-nya Indonesia, penasaran banget. Kalau di Kota Pontianak saja, aku sudah bertemu banyak keturunan China, restoran China, dan penggunaan Bahasa Mandarin termasuk di angkot, mungkin kalau di Singkawang justru kami akan berasa jadi turis kali ya #NulisJDTuris. Selain itu, katanya anak yang banyak mendengar bahasa berbeda akan tumbuh menjadi anak cerdas. Semoga dengan mendengar cas cis cus langsung oleh penuturnya membuat kemampuan bahasa dan berpikir Namiya dan Oziel berkembang optimal ya.
  • Entikong. Merupakan bagian dari Kabupaten Sanggau yang merupakan perbatasan Indonesia-Malaysia. Pingin banget ke sini. Ada juga kawan perjalanan yang bekerja di sini sehingga bisa sekaligus temu kangen kan ya. Nah, kalau yang memotivasi aku ke sini adalah film Tanah Surga Katanya. Disitu diceritakan dilema orang perbatasan Indonesia dan Malaysia yang justru cenderung ke-Malaysiaan. Makanya, aku ingin melihat secara langsung. Lalu, walaupun Namiya dan Oziel masih balita setidaknya di perbatasan aku bisa menunjukkan dua bendera negara. Dan, memberitahu mereka kalau kita adalah orang Indonesia dengan bendera merah dan putih. Sebagai ibu, aku ingin menanamkan rasa cinta tanah air dan nasionalisme sejak dini.
  • Destinasi tak terduga... Sering kan saat melakukan perjalanan tiba-tiba kita menemukan sesuatu yang menarik yang tanpa pikir bakal langsung kita kunjungi. Mumpung, benar gak?



Karena rencana perjalanan kami beberapa hari tentunya membutuhkan penginapan juga donk. JD.id makin lengkap nih. Ada JD Hotel juga lho. Saat cek hotel daerah Pontianak dan Singkawang pun ada dengan berbagai pilihan sesuai kantong. Promonya gak kalah menarik. Jadi, ibarat one stop shopping and service ya, belanja kebutuhan untuk perjalanannya, tiketnya, dan hotelnya di JD.id.

Jadi alasan kenapa memakai JD.id:
  1. Perlindungan konsumen. JD.id berkomitmen mengembalikan uang secara penuh jika barang yang diterima tidak sesuai deskripsi atau berkualitas buruk.
  2. Jaminan pengiriman. JD.id akan mengembalikan uang secara penuh jika barang tidak terkirim.
  3. Pembayaran aman. JD.id menghadirkan metode pembayaran yang aman dan bervariasi.
  4. Respon cepat. JD.id akan menjawab setiap pertanyaan akan dijawab dalam waktu 24 jam.
  5. Jaminan keaslian. JD.id menjamin produk yang dijual 100% asli bukan barang palsu. Pasti terngiang banget donk dengan iklan, Dijamin ORI sembari jari kelingking terkait.
  6. Belanja Tenang Tanpa Was-Was Takut Ditipu

Gimana, pejalan tertarik untuk menyaksikan langsung kulminasi. Hayuk, segera booking tiketnya di JD.id. Siapa tahu kita ketemu di sana^^

Artikel ini diikutsertakn dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Indonesia Corners dan JD.ID. artikel ditulis berdasarkan pengalaman dan opini pribadi.



Referensi:
Foto dokumen pribadi
Laman resmi https://jd.id, flight.jd.id, jd.id/hotel


Kamis, 19 April 2018

Pengumuman Pemenang Blog Competition Airy Rooms




Taraaa...
Yang kemarin sudah ikutan lomba blog dari Airy Rooms akhirnya keluar dua nama pemenangnya, lho. Mundur dari harusnya tanggal 13 Maret jadi 18 Maret, mungkin saking banyaknya yang ikutan ya.

Aku sendiri juga ikutan, emang sih belum beruntung. Tapi lumayan dapat voucher menginap di Airy Rooms senilai Rp 100 ribu dengan minimal transaksi Rp 250 ribu. Lumayan kan?

Ga usah lama-lama, selamat ya buat:

JUARA 1
HANDIKO RAHMAN FEBRIANTO

berhak mendapatkan Rp 2 juta

JUARA 2
ROSDIANA

berhak mendapatkan Rp 1 juta

Kalau artikel yang aku ikutkan (hihi... ga penting ya, skip ajalah) tapi kalau mau klik, makasih banget hehe....
Tour de Temples; Menyambangi Candi-Candi Tersembunyi

Kalah dan menang dalam kompetisi biasa ya. Yang penting jangan kelamaan baper. Segera bangkit dan perbaiki tulisan supaya lebih bagus. Intip tulisan para pemenang buat referensi bukan plagiasi ya....

Semoga berjodoh dengan blog competition berikutnya. Halten Geist. Tetap semangat!

Salam,

Pejalan Cerdik^^

Kamis, 12 April 2018

Membuat Vlog Pertama - Tour de Temples

Mungkin aku ketinggalan banget ya, sudah era vlogger tapi baru mau belajar. Ya gapapalah kan tidak ada kata terlambat untuk terus belajar mengasah diri. Nah, untuk menulis ini pun aku harus pede tingkat tinggi. Mungkin hasilnya masih ga jelas, maklum lah ya. Tapi kalau kamu mau belajar bikin video di youtube emang harus percaya diri apalagi jika sudah emak-emak seperti aku ini. Masalah jelek atau bagus itu relatif dan akan berjalan yang penting konsisten (sambil mencubit diri sendiri).

Teman pejalan kita belajar bareng, yuk! Tutorial dari aku ini sederhana banget soalnya hasil praktek otodidak. Kamu juga boleh share lho untuk menambahin atau berbagi tips di komentar ya.

Oh iya, aku pakai laptop ya bikin video youtube-nya agar enak dalam mengedit sih. Next time coba pakai smartphone dech.

Nah, aku menggunakan movie maker. Kenapa? Karena ini aplikasi sudah familiar banget buat aku sejak zaman awal-awal punya laptop tahun 2008 lalu. Jadi, istilahnya lupa-lupa ingatlah dan belajarnya ga dari nol banget. Soalnya dulu pernah mimpi bikin dokumenter tapi belum sempat-sempat sampai sekarang. Niatnya belum ada :D

1. Menyiapkan foto atau video yang akan dibuat video dalam satu folder termasuk lagu/musik sebagai latar (jika ingin pakai). Agar gampang mencari saat mengunggah. Kalau aku baru foto, belum bikin video.

2. Membuka movie maker. Kalau belum mempunyai download dulu, free kok.

3. Untuk menambahkan foto/video klik menu add videos and photos.



4. Kalau sudah muncul, aku menambahkan slide judul dan penutup dengan meng-klik tittle. Kalau ingin menambahkan caption klik gambar lalu klik caption dan tambahkan tulisan.


5. Gambar di sebelah kanan juga bisa kita urutkan mana yang akan ditampilkan pertama, tinggal diseret aja pakai kursor. Dan, untuk lebih menarik tambahkan background lagu dengan klik add music. Tambahan lagu ini bisa didapat gratis dari arsip movie maker atau dari file pribadi kita.


Sudah selesai gampang, kan? Klik dulu tombol play untuk preview, edit lagi jika ada yang ingin diedit. Karena video yang aku buat berupa foto jadi lebih mirip slide show ya hihi... Jangan lupa disimpan, kalau masih mau diedit lagi klik file -> save project, formatnya movie maker. Kalau sudah mantap klik save movie, lalu pilih mau disimpan sebagai apa, karena aku mau di upload ke youtube jadi aku pilih Youtube.


Tarara... siap di upload ke akun youtube. Cara mengupload pun sangat gampang. Masuk dengan aku kamu, lalu cari tanda upload dan pilih file yang disimpan tadi. Tambahkan judul dan deskripsi yang menarik ya.

Ini hasil trial aku, tonton dan koment ya :)








Sabtu, 07 April 2018

Tour de Temples; Menyambangi Candi-candi yang Tersembunyi

Gambar diambil dari buku Jawa Tempo Doeloe, Komunitas Bambu

Tahun 1815, negarawan Inggris Sir Thomas Stamford Raffles menuliskan tentang reruntuhan Candi Prambanan tak jauh dari Kali Opak. Sekarang, komplek candi Hindhu yang bernama asli Shivagrha (rumah Siwa, Bahasa Sansekerta) itu disebut-sebut termegah dan terbesar di Indonesia. Secara pribadi, candi yang terletak di perbatasan provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta ini merupakan saksi bisu saat nglaju sekitar empat tahun Klaten – Jogja untuk menimba ilmu di UGM. Aku pun pernah beberapa kali menjadi local guide sewaktu mahasiswa di sini.

Kemegahan arsitektur batuan bertingkat tanpa semen yang seolah melambai-lambai dan tersenyum pada siapa saja itu nyatanya berbanding terbalik dengan mitos yang menyemat. Bahwa, siapa saja yang sedang pacaran bertandang ke Candi Prambanan akan putus atau tak akan sampai ke jenjang pernikahan. Hal ini terkait pada kisah kasih tak sampai Bandung Bondowoso pada Loro Jonggrang sekitar abad ke-9 atau tahun 850 masehi masa Wangsa Sanjaya. Kutukan Bandung Bondowoso yang ditolak cintanya mewujud pada arca Loro Jonggrang untuk menggenapi seribu candi permintaan dara jelita itu sendiri. Candi Loro Jonggrang atau Candi Sewu  ini bisa ditemui di bagian belakang komplek Candi Prambanan.

Mitos ini pun masih dipercaya masyarakat sekitar hingga kini. Termasuk Buk’e yang mewanti-wanti agar aku tak menemani abah (masih calon mertua saat itu) yang sangat ingin main ke Candi Prambanan usai lamaran. Lalu aku teringat kata salahsatu guru saat SMA, bahwa yang menyebabkan putus itu bukan karena mitosnya tapi karena saat berwisata ke Candi Prambanan kita akan bertemu pelancong lain yang lebih cantik atau ganteng dari pasangan kita. Sehingga dengan kata lain goyahlah rasa cinta. Hmmm logis juga kan ya :D

Bicara tentang candi, masih banyak lho serpihan candi-candi di sekitar Candi Prambanan dan Kraton Ratu Boko. Memang kalah familiar sih tapi pesonanya jangan salah. Nah, ini lima di antaranya yang aku kunjungi belum lama ini sewaktu pulang kampung di Klaten dari Bandung.


Candi Plaosan, Bukti Cinta Sejati Nan Abadi

Perpaduan arsitektur Hindhu dan Budha di Candi Plaosan Lor

Kalau teman suka memperhatikan, candi ini pernah menjadi ikon RCTI kalau menyudahi atau memulai acara. Pernah juga sih menjadi salahsatu setting FTV SCTV berjudul Backpaker Kece Tapi Kere :D Kompleksnya memang tak sebesar Candi Prambanan, tapi cerita dibaliknya tak kalah menarik lho. Jika Candi Prambanan identik dengan kasih tak sampai, kalau di Candi Plaosan sebaliknya. Kalau kalian ingin langgeng dengan pasangan hayuk segera diagendakan ke sini. Kenapa bisa begitu? Karena candi ini menjadi simbol cinta sejati yang abadi, walaupun berbeda tapi bukan alasan untuk tak bisa bermahligai. Bangunan ini juga bisa melambangkan toleransi antar umat beragama sejak dulu. Rakai Pikatan yang juga memulai pendirian Candi Prambanan adalah pemuja Siwa atau Hindu, sedangkan Pramoedhawardhani merupakan penganut Budha dari wangsa Syailendra. Candi ini berdiri pada masa Kerajaan Medang atau Mataram kuno.

Cinta kasih tersebut diwujudkan dalam bangunan candi kembar.  Di sebelah utara menggambarkan perempuan dan sebelahnya menggambarkan laki-laki. Di kompleks ini teman pejalan akan menjumpai perpaduan arsitektur Hindhu dan Budha, misalnya candi perwara yang identik dengan Hindhu dan adanya stupa di beberapa bagian yang identik dengan Budha seperti di Candi Borobudur. Historinya mirip-mirip pembangunan Taj Mahal oleh Sultan Moghul Shah Jahan kepada istrinya di Agra, India. Teman pejalan kepingin gak? Walau pasangan kita belum bisa memberikan seperti Mbah Harto (Presiden pertama RI) yang membuatkan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) buat Ibu Tien, seenggaknya supaya selalu kasih sayang sepanjang masa ya. Mungkin dengan harapan demikian, beberapa kali, aku menjumpai di sekitaran tempat ini untuk lokasi pengambilan gambar pre-wed.

Ohya, jam terbaik ke sini adalah sunrise dan sunset yang instagramable, kalau siang panas begitu terik sehingga harus membawa topi atau bisa membeli di lapak-lapak souvenir yang ada di sekitaran candi.
Jika kita berjalan sekitar 200 meter ke arah selatan terdapat komplek Candi Plaosan Kidul. Tak sebesar Candi Plaosan Lor dan belum banyak informasi untuk candi ini. Masuknya pun bebas dan tidak berbayar. Kalau teman pejalan ada yang tahu tentang Candi Plaosan Kidul sharing di kolom komentar ya.

Reruntuhan di Candi Plaosan Kidul

Candi Barong, Perlambang Kesuburan

Salahsatu bangunan di komplek Candi Barong

Letaknya mblusuk melewati hutan jati dengan ciri khasnya perbukitan tandus dan karst. Untuk ke sini keluar dari Candi Prambanan ambil jalan ke arah kiri sebelum gapura perbatasan (depan toko emas), ikuti saja terus, jalannya sudah beraspal. Akan mulai naik mengawali jajaran pegunungan kidul melewati Abhyagiri, terus saja sampai menemukan Candi Barong di kanan jalan. Sebab,  waktu kami ke sini, kami malah takut kesasar karena sudah jarang pemukiman dan jalanan yang lengang.

Lokasi candi berada setelah reruntuhan Candi Sambirejo yang tengah di restorasi. Candi Barong menghadap ke arah terbenamnya sang mentari. Kiat ke sini saat sunset bakal tak terlupakan deh. Matahari perlahan akan terbenam di balik bukit-bukit tak kalah dengan scene yang biasa di film-film. 

Awalnya candi ini bernama Suragedug, tapi karena banyaknya hiasan kala atau barong di sekeliling candi kemudian dinamakan Candi Barong (Bakhruang, baruang, dalam Bahasa Kawi kebaikan atau kemenangan). Kemungkinan penduduk juga mengharapkan kemenangan dengan hasil ladang. Sebab, bangunan Hindhu yang dibangun sekitar abad 8-9 ini digunakan untuk memuja Dewa Wishnu (pemelihara) dan istrinya Dewi Laksmi (kesuburan). Mengingat kondisi geografi yang kurang subur. Sehingga candi ini dikenal juga dengan Candi Perlambang Kesuburan.

Hmmm... dari pelataran candi utama ke arah tenggara kita bisa melihat tebing breksi yang lagi ngehits itu nun di kejauhan. Kalau teman pejalan menggunakan motor trail atau mobil off road bisa langsung ke tebing breksi tembus ke Candi Ijo dengan mengikuti jalan di depan Candi Barong ini. Tapi, kalau tidak mending balik lagi yah. Begitu turun bukit cari dan ambil jalan ke kanan untuk memotong ke Jalan Raya Piyungan (Ratu Boko)

Candi Ijo, Candi Tertinggi di Jogja

Bangunan utama di Candi Ijo

Candi Ijo (hijau) berada di perbukitan Batur Agung. Candi ini begitu kita belok kiri dari jalan raya Prambanan - Piiyungan sudah terlihat dari bawah. Sempetin mndongak ke atas ya. Petunjuk dari papan dishub jelas dan jalanan sudah mulus tapi hati-hati karena jalanan akan terus menanjak dengan kiri kanan pemandangan yang ciamik. Begitu melewati tebing breksi di kiri jalan tak lama akan sampai di Candi Ijo, persis di puncak bukit Gumuk Ijo. Karena itu candi ini dinamakan Candi Ijo.
Saking tingginya drone tidak diperbolehkan di sini kecuali izin. Kata petugas candi karena takut menganggu lalu lintas penerbangan. Dari sini, teman pejalan bisa menghadapkan wajah ke arah barat bawah dan melihat landasan pacu Bandara Adi Sucipto. Di arah utara Gunung Merapi begitu kokoh.

Nah, masih kata petugas candi, candi ini merupakan candi tertinggi di Yogyakarta dan sekitarnya yaitu berada pada ketinggian kurang lebih 425 mdpl. Kita di puncak!!!

Di teras utama bangunan terdiri dari satu candi utama dan tiga perwara atau pengapit. Di dalam ruangan Candi Ijo terdapat lingga yoni yang merupakan simbol kesuburan. Perwara bagian tengah melindungi arca nandi (kendaraan Dewa Wisnu), di sebelah kiri berisi singgasana, dan perwara paling kanan merupakan sumuran.

Tak jauh dari kompleks Candi Ijo terdapat Situs Sumur Bandung. Kalau mau ke sini sedikit trekking di jalanan setapak yang biasa dilalui warga mencari kayu bakar. Dalam perjalanan kembali dari Sumur Bandung karena cuaca mendadak ekstrim dari panas menjadi hujan petir kami hampir tersesat. Untunglah, ada ibu-ibu yang memanggul kayu, memberitahu kalau kami salah jalan dan menyuruh kami kembali untuk mengikuti jalan yang ditunjukkannya. Tapi, saat kami mencoba menerobos semak dan menengok kembali, ibu tadi sudah menghilang. Kami tidak berpikir macam-macam, tapi dalam hati kami terus berterima kasih, apalagi kami membawa dua krucil. Terbayang kalau tersesat di antara tebing dan jurang saat hujan. Alhamdulillah, begitu tiba di Candi Ijo hujan deras pun langsung turun. Usai reda, panorama kabut menghilang perlahan berganti hijau yang keren, di ujung teman pejalan bisa mendapati garis pantai parangtritis yang tersohor. Tips  ke sini menjelang matahari balik ke peraduan.

Candi Banyunibo, Menawan Walau Sendiri

Foto Candi Banyunibo diambil dari areal persawahan

Bagian atap Candi Banyunibo menyembul di antara persawahan. Berkebalikan dengan Candi Ijo di puncak bukit, Candi Banyunibo terletak di kaki bukit pegunungan kidul. Lokasinya tak jauh di bawah dari kompleks Kraton Ratu Boko. Banyunibo dalam Bahasa Jawa berarti air yang jatuh (sengaja jatuh) hmmm... mungkin laksana air hujan yang jatuh begitulah menawannya Candi Budha ini kalau kataku. Meski sendiri, ia tak kalah menarik dengan candi lainnya lho.

Candi ini juga jauh lebih sepi dan sepertinya bukan favorit wisatawan. Namun, untuk menemukannya gampang kok. Searah dengan Kraton Ratu Boko, jika ke Ratu Boko ambil kiri dan naik bukit jika ke Banyunibo tinggal lurus. Lansekap persawahan bersebelahan dengan bukit merupakan pesona yang paling aku sukai dari sini. Sesekali deru pesawat di atas kepala yang bermanuver baik lepas landas maupun tinggal landas akan membuat kagum membayangkan pesawat segede itu bisa terbang dan mengantar penumpangnya melintasi batas. Sayangnya, waktu kami tiba di sini hari menjelang senja dan cuaca hujan sisa dari Candi Ijo sehingga tidak memutuskan masuk ke area candi. Hanya memandang dari luar pagar candi yang bagian bawahnya berupa batu karst dan desain atap berupa stupa. Antara jalan dan batas candi kami terpisah kali kecil yang dihubungkan jembatan sasak. Keren!

Candi Abang, Bukit Mistis

Lansekap diambil dari puncak Candi Abang

Letaknya diatas bukit di tengah hutan jati melewati Gua Sentono. Sebenarnya tidak jauh hanya sekitar 250 meter dari jalan raya Berbah - Prambanan. Tapi karena tertutup lebatnya pepohonan dan rumah penduduk yang berjauhan jadi terasa jauh. Aura mistis pun langsung menguar bahkan sebelum sampai di Candi Abang. Apa sih, Rina ini ya? Tapi tidak apa-apa ya, aku ceritain.

Untuk menemukan lokasi ini ternyata berbekal google maps saja tidak cukup. Meski aku sudah bertanya beberapa orang susah juga menemukannya, padahalnya lokasinya sudah dilalui berkali-kali. Begitu juga dengan kawan yang datang dari arah Jogja, kami sengaja bertemu di sini sekaligus bersilaturahim. Nah, ia juga mengaku bingung hingga bertanya pada penduduk. Sampai akhirnya daripada saling mencari, aku dan krucil memilih menunggunya di depan SMP N 3 Berbah untuk mencari Candi Abang bersama.

Entah karena apa ya, kami hampir saja lurus lagi tapi untung saja plang dari Balai Pelestarian Cagar Budaya menghentikan kami. Plangnya nyempil di bawah plang yang lebih besar ukurannya. Kata kami ukurannya kurang besar. Makanya dari tadi kami tak menemukannya karena kurang awas. Kami berbelok mengikuti arah plang dan mulai masuk pada jalan nan sunyi berkelok, dan menanjak. Atas saran warga kami parkir dan meneruskan berjalan kaki sekitar 100 meter sebab katanya jalannya susah.

Kami menembus hutan jati yang lembab dan licin. Hampir mendekati candi, kami menanjak di jalan bebatuan karst. Pepohonan mulai jarang. Jalanan bebatuan yang kami injak justru mirip aliran air kala hujan yang ciamik. Di puncak bukit itulah Candi Abang tersembunyi. Candinya belum ada yang ada gundukan rumput mirip bukit teletubbies. Yup, candinya masih tersembunyi dalam tanah tersebut. Sebab, belum banyak penelitian dan informasi terkait candi ini. Hanya saja dinamakan Candi Abang karena terbuat dari batu bata berwarna merah (abang). Umurnya pun diperkirakan lebih muda dari candi-candi yang lainnya.

Berdiri di puncak candi, teman pejalan bisa melihat 360 derajat sejauh mata memandang dari pegunungan kidul, Gunung Merapi, kota Jogja , hingga garis pantai. Namun, sewaktu asyik berfoto-foto, krucil yang  terus ngajakin pulang. Padahal biasanya kalau main betah. Ia terus merengek sambil bilang takut - takut makin merinding akunya. Apalagi waktu datang ga ada orang. Hanya ada dua bapak-bapak sedang merumput yang kemudian entah kemana. Instagramable banget baik saat matahari terbit maupun terbenam.

GUIDES
Selain kelima candi tersebut, masih banyak reruntuhan candi di sekitar Prambanan ini yang bisa teman pejalan jelajahi. Banyaknya candi ini menjadi bukti peradaban tinggi di sini pada zamannya.

Candi –candi tersebut lokasinya berdekatan dalam artian bisa ditempuh dalam waktu sehari. Tapi jauh-jauh ke Prambanan apa hanya akan melintasi dan melihat keelokannya dari luar saja. Saran dari aku sih nikmati setiap candi, karena beda candi pasti beda cerita dan pesonanya. Sebagai gambaran, hari pertama bisa mengunjungi Candi Plaosan Lor-Kidul dan Candi Barong. Hari kedua, Candi Ijo-
Candi Banyunibo-Candi Abang pulangnya mampir makan bakso Tirtosari dan es campur. Menunya memang biasa, tapi tekstur baksonya lembut banget. Lokasinya di seberang Kecamatan Prambanan, pinggir jalan Raya Jogja-Solo.

Bermalamnya?
Kalau aku memang nginapnya di rumah. Karena kebetulan dekat dan memang lokasi liburan kami selama ini masih radius dekat rumah baik saat pulang kampung maupun ketika di Bandung. Pertimbangannya duo krucil yang masih kecil-kecil.

Nah, kalau teman pejalan ingin tour de temples, #KapanAjaBisa dengan Hotel Airy Rooms. Belum mempunyai aplikasinya, download dulu di sini, yuk! Cari penginapannya bisa diatur radius terdekat dengan landmark Candi Prambanan lho. Ketika aku mencoba Cari Kamar Airy Rooms beberapa muncul, rekomendasi terdekat dari aku, kalau memilih di Klaten ada nih lokasinya dekat Museum Gula satu-satunya di Asia Tenggara. Masih alami pedesaaan banget. Cocok kalau ingin menjauh dari kebisingan kota. Kalau kamu menggunakan kendaraan pribadi bisa nih dicoba. Tapi, kalau kamu menggunakan pesawat, cari penginapannya yang dekat Bandara Adi Sucipto saja ya (lihat peta bawah). Ada nih lokasinya berseberangan dengan Candi Kalasan. Jadi teman pejalan bisa sekaligus berkunjung dengan jalan kaki ke sini. Agak jeli ya, walau tidak jauh dari Jalan Raya Jogja – Solo tapi tertutup rumah warga, jalan masuknya juga tidak luas.

Aku merekomendasikan hotel Airy Rooms sebab memberikan 7 jaminan kenyamanan di setiap kamarnya yaitu tempat tidur yang bersih dan nyaman, AC, shower air panas, TV layar datar, Wifi gratis, perlengkapan mandi dan air minum gratis. Sekarang telah hadir di lebih dari 80 kota di Indonesia dengan harga terjangkau, dimulai dari Rp 150 ribu saja! Lima fakta lainnya:
1. Cukup masukkan nama daerah/landmark tujuanmu. Seperti yang tadi aku uraikan di atas saat mencari penginapan dekat Prambanan ya.


2. Memiliki tiga tipe kamar. Pas juga buat kantong bacpacker untuk harga termurah di Airy Eco, Airy Standart untuk hotel bintang 1-3, dan Airy Premier untuk pengalaman menginap mewah.


3. Promo setiap bulannya. Ini bener banget lho, kalau sudah download aplikasi Airy Rooms, siap-siap notifikasi di HP kamu. Promo-promonya sangat menggiurkan. Salahsatun contohnya promo tidak hanya buat pemegang kartu bank tapi juga bagi pemegang kartu BPJS ketenagakerjaan nih. Jangan lupa informasi dan promo terbaru bisa diperoleh dengan follow media sosialnya. Instagram: @airyindonesia, Twitter: @airyindonesia, Facebook: Airy Indonesia


4. Souvenir dari Airy Rooms. Pouch perlengkapan mandi beserta isinya yang bernuansa biru dan berlogo Airy Rooms bisa dibawa pulang lho. Eits kalau bantal dan kotak snack jangan ya, karena digunakan untuk tamu berikutnya.


5. Camilan dan air minum gratis setiap hari. Wah, bisa berhemat untuk urusan perut ya.

Masih belum yakin, ini review dari teman aku yang biasa menggunakan Airy Rooms. Dia teman sesama local guide. Sebenarnya, bulan kemarin aku sempat dapat voucher juga dari Airy Rooms atas kontribusi di google local guide tapi karena teman mendadak butuh untuk menginap di Semarang, dipakai dia dulu gapapa. Berhubung krucil bungsu (1,5 tahun) jalannya sudah lancar, aku dan keluarga mau juga sekali-kali staycation di luar kota. Harapannya Airy Rooms segera hadir di daerah-daerah dan seluruh Indonesia. Colekin yang mempunyai penginapan nih. Soalnya sewaktu aku mencari untuk daerah Garut dan Tasikmalaya belum ditemukan padahal pantai selatan di sana kan mulai terangkat namanya, sayang nih Airy Rooms belum masuk.

Testimoni pengalaman teman
dengan Airy Rooms

Transportasinya?
Kalau menggunakan kendaraan pribadi sih memang enak ya. Tapi kalau tidak, untuk tour d’candi ini sebaiknya sewa kendaraan atau sepeda karena semuanya rada susah jika menggunakan angkutan umum. Namanya juga candi tersembunyi ya kan teman pejalan. Tapi, tenang plang penunjuk sudah cukup jelas kok. Ada juga google maps yang siap membantu dan keramahan penduduknya siap menjawab kebingungan kamu. 

Rute tour d’candi alias tour de temples ala aku. Bikin juga versi kamu ya, #KapanAjaBisa kan ada Airy Rooms. 


Keterangan:
Simbol bintang warna hijau untuk lokasi candi yang aku datangi
Simbol @ lokasi Airy Rooms terdekat

*foto-foto dokumen perjalanan pribadi, tentang Airy Rooms dari aplikasi/laman resmi www.airyrooms.com 

Happy walking,

Kain “Jarik”, Gendongan Andalan Saat Walking

Sudah nyoba gendongan dari model kangguru, oshin, ini itu yg moderen pake ceklap ceklip pokoke wuakeh, tetep aja nggak ada yg bisa ng...